Maria dan Yusuf

Seorang lelaki kemudian datang.Langkahnya terhenti tepat didepan Maria yang terduduk sedang mengaduk-aduk pasir.Lama sekali dia menunggu disana,berdiri,terduduk,berdiri lagi,terduduk lagi.Tetapi kini lelakinya telah berada didepannya.Maria yang menyadari kehadiran seseorang,langsung mendongakkan kepalanya untuk memastikan.Maka mata mereka menyatu dalam pandangan beku.Sepuluh detik berlalu tanpa ada suara,kacuali hanyalah angin yang datang menerbangkan pasir membuat irama khas kesunyian.“Akh,kau datang juga,Yusuf!”Nada lemah keluar dari bibir Maria yang kering dan terkelupas,sembari matanya terus menyorot mata indah Yusuf.“Ya,aku sudah datang.Sekarang apa yang kau ingin katakan?”Balas Yusuf dengan suara datar.Maria kemudian kembali menangis,sesuatu yang selalu dilakukan ketika ia harus melewati malam-malam kesekian ratusnya tanpa Yusuf.Atau ketika ia terbangun disela malam karena bermimpi buruk tentang Yusuf.Hanya saja kali ini air matanya tidak berhambur keluar.Mungkin ini yang namanya tangis yang sesungguhnya.Memang terkadang seseorang tak membutuhkan air mata untuk menangis.Maria tertunduk hampir mencium pasir,sedang Yusuf tak kunjung memeluk tubuh mungil Maria yang merindu,bahkan menyentuhpun ia enggan.Siapapun pasti tak ingin mendekati gadis berpenyakit seperti Maria.Dia dengan kulitnya yang penuh benjolan kecil,sebagian sudah pecah mengeluarkan nanah bercampur darah yang berbau.Bibirnya kering terkelupas dan tubuhnya gemetaran seluruhnya.Ia pasti belum mendapatkan sesuatu untuk dimakan hari ini.“Ini,aku bawakan makanan untukmu.Kau pasti sedang lapar!”Yusuf mengeluarkan bungkusan sebesar kepalan tangan dari balik sakunya yang kemudian disodorkan pada Maria.Mendengarnya membuat Maria bangkit,tetapi kali ini ekspresinya berubah.Mata sendunya melotot tajam,sedang bibir keringnya yang terkelupas sedikit terbuka memperlihatkan giginya menggerutu.Ia tampak begitu garang.Secepat kilat ia menyambar bungkusan dari tangan Yusuf,kemudian dilemparkan jauh-jauh hingga terhempas ditelan pasir.“Kenapa kau ini?Niatku baik memberimu makanan!”Yusuf kebingungan.Susah payah Maria berdiri higga mata mereka hampir sejajar.Tetap saja Yusuf lebih jangkung darinya.



“Aku tak butuh makanan!Aku butuh obat!!!”Nada Maria berpuluh kali lipat keras dari biasanya melengking diudara dan memecah sepi ditengah padang gersang berpasir ini.Langkah lunglainya mendekat kearah Yusuf,tetapi Yusuf melangkah lebih mantap.Dan bukannya mendekat,malah membuat jarak dengan Maria.Semakin jauh.Wajahnya Jijik melihat tubuh kotor Maria.“Cukup Maria!Berhenti disitu!”Teriak Yusuf panik.Hanya saja Maria sekarang tak lagi nurut kata Yusuf.”Kenapa?Kau jijik padaku?”Maria menyunggingkan senyum pahit membuat Yusuf semakin panik dan takut.”Bukankah dulu kau mencintaiku?”Lanjutnya.“Ya...Memang....aku...Aku......Dengar Maria,Sekarang keadaannya sudah berbeda.Hari ini bukanlah kemarin lagi,dan hari kemarin tak mungkin datang kembali di hari ini.Kita sudah berakhir Maria.Sudah lama.”Jelas Yusuf.“Apa karena keadaanku sekarang ini,hah..?”Tangkas Maria tak terima.”Kau yang membuatku begini Yusuf.Jika saja dulu kau tak pergi dan menitipkaku pada Madam Laila,aku tak akan menjadi pelacur dan menderita penyakit seperti ini.Giliran sekarang aku begini,kau berpikir untuk lari dariku?”Tubuh bau Maria menghempas pasir.Dia sudah hilang daya,hilang tenaga.”Kau kejam Yusuf!”Desahnya lemah.“Jadi apa yang harus kulakukan,Maria?” “Kau tahu aku sekarat,aku butuh obat Yusuf!Kaulah obat itu.Tinggallah disini bersamaku hingga aku sembuh.Jika aku tak kunjung sembuh juga,maka tetaplah tinggal disini bersamaku.Kita akan membusuk berdua,karena rasa cinta kita,Yusuf!”“Maaf,Maria!Aku tak bisa melakukannya.Lagipula aku tak mencintaimu lagi.”Jelas Yusuf merendahkan suara.”Aku akan kembali membawakan obat untukmu!”Cepat-cepat Yusuf mengubah arah dan berlari menjauh dari Maria.“Jangan pergi,atau aku akan mati,Yusuf!”Pinta Maria dengan lemah.Tak pernah selemah ini.Yusuf berhenti sejenak memandangi Maria yang benar-benar sekarat.Dari jauh ia memandangi Gadis pujaannya dimasa lalu itu.Ia tahu seberapa banyak obatpun yang diminum tak akan menyembuhkan Maria lagi.Semua sudah terlampau telat.“Maafkan aku Maria!”Bisik Yusuf,yang hanya mampu didengar angin.Kini langkah Yusuf mantap menerjang senja meninggalkan Maria yang malang,Maria yang terabaikan.Maria yang dulunya cantik,kini hancur dan sekarat.Angin menerbangkan pasir menghantamnya dengan lembut.Ia merasakan perih juga dingin.Maria kemudian tertidur.......

Comments

Popular posts from this blog

manajemen kelas

DINUL ISLAM DAN RUANG LINGKUPNYA