riwayat i nangku

Riwayat I Nangku’
By : virgo firefly
Malam sedikit terusik oleh nyanyian datar seorang ibu dari balik gubuk.Suaranya tak begitu merdu,sedikit tak biasa.Melantunkan lirik lirik yang blur di pendengaran,membuat angin kebingungan akan membawa nadanya kemana.Tak akan ada yang mengerti lantunan malam ini,kecuali hanya dia dan Tuhan.Tuhan memang tak pernah kebingungan Sesekali nadanya terhenti,kemudian berlanjut lagi setelah diselingi dengan tepukan kecil.Nyamuk-Nyamuk mungkin mengganggunya.Atau mereka juga ingin mendengarkan Nyanyiannya.Nyanyian tentang riwayat seorang manusia yang hidup di suatu masa.Mengenai kapan tepatnya,sang pelantun pun tak tahu pasti.Tetapi yang pasti Bumi pernah membukukan kisah itu.
Jauh dilapisan kehidupan sebelum ini,Malam juga terusik oleh nyanyian datar seorang wanita muda dari balik gubuknya yang telah renta.Dia terus saja menyanyikan lagunya meski malam telah jauh meniggalkan batas pertengahannya.Entah berapa kali dia sudah menamatkan syair itu,tetapi diulang lagi hingga menjadi rentetan yang panjang.Dia sedang merindu saat itu.Dia mengingat Suaminya yang pergi lama,belum kembali.Mungkin lagu itu didedikasikan pada Bulan agar disampaikan ke Suaminya yang berada dibelahan lain,sedang mencarikannya nafkah untuk menopang hidup di hari hari yang sedang menunggu mereka didepan.Sebenarnya dia tak sanggup berada jauh lama dari suaminya.Keadaanlah yang mengharuskan begitu adanya.Hanya cintalah yang membuatnya kuat,sekaligus membuatnya begitu lemah sewaktu-waktu.Kini nyanyian itu telah hilang.Dia tak sanggup lagi meneruskannya,bukan karena dia lelah,tetapi dia terlalu sedih.airmatanya meleleh di pipinya yang halus.Dipeluknya seorang bayi kecil yang sedang tertidur pulas didekatnya.Mereka melewati malam dalam dekapan sayang dalam selimut kegelapan.
Pagi menjelang serasa begitu cepat.Bahkan malam masih kerasan meneduhi bumi,tetapi segera sirna oleh mentari pagi yang mengendap di atas cakrawala.
“Nangku’…….!”
“Nangku’……..!”
Teriakan itu semakin dekat dan membongkar mimpi I Nangku’.sesaat dia terbangun kaget.mancoba fokus terhadap suara teriakan itu.”Siapa yang memanggilku sepagi ini?”
Terhoyong langkahnya kedepan.Tangannya menggenggam erat Gagang pintu dan menariknya hingga pintu terbuka lebar.Angin pagi langsung menyesaki rongga-ronganya.Terasa begitu sejuk masuk ke paru paru.Tapi kemudian perhatiannya tertuju pada seorang anak yang berdiri tepat di depan nya.Dia mengenali anak itu.Hanya saja dia bingung atas kedatangan anak itu sepagi ini.
“Kenapa,Nak?Kenapa kau memanggil-manggil aku?”Tanya I Nangku’ membuka percakapan.Anak itu tersenyum manis padanya.
“Aku baru saja disuruh kesini untuk memberi kabar baik untukmu.”
“Kabar apa itu,Nak?”I Nangku’ penasaran.
“Ayahku telah kembali dari perantauannya.Dan dia bilang kalau Suamimu juga akan segera kembali beberapa hari lagi.”Anak itu begitu semangat menyampaikan pesan untuk I Nangku’.Sedang I Nangku’ langsung sumringah saat mendengarnya.Matanya memancarkan kebahagiaan.
‘Ya Tuhan,terima kasih…Tapi,apa kabar itu adalah kepastian,Nak?”dia seakan belum percaya sepenuhnya.Atau mungkin dia merasa masih bermimpi.
“Kau harus yakin akan berita ini.Kau tahu,ayahku punya pendengaran dan ingatan yang sangat kuat.Jadi takkan mungkin dia salah.Dan ayahku juga bukan seorang pembual.Jadi….apa kau masih ragu?”Anak itu meyakinkan I Nangku’ sembari melebarkan senyumnya.
“Bukan aku tak percaya pada ayahmu,Nak.Aku hanya tak percaya kalau mimpiku akan terwujudkan sebentar lagi..”
“Aku turut bahagia untukmu.Sudahlah,jangan merenung lebih lama lagi.Siapkan kejutan untuknya agar dia senang saat kembali nanti.”
“Itu pasti,Nak.aku selalu punya kejutan untuknya.”
Anak kecil itu tersenyum centil kemudian berlari kecil menjauh……………
Hari kemudian berlalu meski begitu sulit dilalui.Hati yang semakin rindu membuat detik-detik begitu terasa lamban.Andai saja I Nangku’ punya kekuatan seperti Tuhan,pasti dia akan mempercepat waktu sampai Suaminya datang.Tetapi dia bukan orang sakti,bukan pula Tuhan.Hanya wanita kesepian yang sedang menunggu.Hanya bisa menunggu……………
Langkah kaki I Nangku’ tergesa-gesa.Ia menggendong bayinya melewati pematang sawah.kemudian Berjalan menyusuri tanah kering berdebu.Sebenarnya bayinya sedang sakit panas,tetapi tak menyurutkan tekadnya.Terik mentari di atas kepalanya pun kalah kuat dari niatannya yang menuju keDermaga.Hari ini suaminya akan tiba.Jantung nya berdetak tak karuan.Didepan sana dia akan bertemu kembali dengan suaminya setelah terpisah ruang ribuan mil selama berbulan-bulan lamanya.Bahkan suaminya tak sempat melihatnya melahirkan bayi mungil yang sedang digendongnya itu.”Ayahmu akan bahagia melihatmu yang lucu ini.Sebentar lagi,Nak.Sebentar lagi.”
Langkah I Nangku’ tiba-tiba terhenti oleh teriakan seorang lelaki yang berada di belakangnya.Sesaat I Nangku’mencoba mengenali suara itu.Kemudian berpaling mehadapnya.Seorang lelaki paruh baya sedang berdiri terdiam disana.Tampangnya brewokan dan sedikit kurus.Bulu bulu tumbuh subur di hampir seluruh wajahnya.”Siapa lelaki ini?” Hati I Nangku’ mencetus bingung.
“Nangku’…..Aku adalah teman suamimu di perantauan sana.Aku kesini membawa kabar untukmu.”Lelaki itu mendekat.Sesuatu sedang ingin dikatakannya.
“Aku sudah tahu kabar itu.Sekarang ini aku sedang ingin ke Dermaga tuk menjemputnya.”Wajah sumringah I Nangku’ langsung keluar saat membahas suaminya itu.
“Bukan….bukan itu yang akan kusampaikan.”Lelaki itu tampak semakin pucat.
“Apa maksudmu,bukan kabar itu?terus,kabar apa?”I Nangku bingung,namun wajahnya masih dipenuhi raut bahagia.
“Memang aku datang untuk menyampaikan kabar tentang suamimu.Tetapi bukan kabar tentang kedatangannya.Melainkan……-Maaf-…….Tentang kematiannya.”Lelaki itu merunduk semakin sedih,semakin kalut…
Tiba-tiba seakan dunia runtuh dan menimpa I Nangku’ tepat dihatinya.Matanya tak percaya,Mulutnya tak percaya,tubuhnya tak percaya.Semua bergetar tak percaya…
“Tidak,ini hanya mimpi.Kau pasti Iblis yang datang menggodaku agar aku tak kesana dan menemui suamiku.”Air mata nya spontan jatuh begitu deras.
“Maafkan atas kesedihanmu mendengar berita ini dariku.Dia meninggal saat menggali tambang emas bersamaku.Tiba-tiba dinding lubangnya longsor dan……Aku bisa selamat,tetapi dia tidak.Kau tahu?Dia adalah seorang lelaki yang baik dan suami yang setia.Hanya saja Sang Kuasa memanggilnya sebelum dia sempat menemuimu lagi.”Lelaki itu kemudian pergi meninggalkan I Nangku’ yang masih kacau tiada tara…
Malam telah berhasil menutup kisah sang siang,hari ini.I Nangku’ terduduk tanpa alas kecuali hamparan tanah Bugis yang kering.Wajahnya lusuh oleh airmata dan debu tipis yang melekat.Ditatapnya bayi yang berada dipangkuannya tanpa berpaling sedetikpun.
“padahal,baru saja beberapa hari yang lalu ayahmu akan pulang,Nak…Tapi kenapa dia justru pulang pada-Nya,bukan pada kita.tapi jangan khawatir Nak,kita akan berjumpa lagi dengannya disana,di Alam sana.Meski kau tak pernah melihatnya,tapi kau akan kenali dia nanti.Wajahnya sangat mirip denganmu.Kau pasti bangga punya ayah seperti dia,Nak…”Diusapnya wajah bayinya yang sedari tadi sudah tak bergerak lagi dengan tangan yang gemetar.
“Nak,bangun,Nak……Nak……”Tetapi bayi dipangkuannya itu tetap tak bergerak.Tetap diam……..Pucat……….
“Oh,Nak.Kau juga telah meninggalkanku,ya?.Apa kau tak sayang lagi padaku ini,Nak?Atau kau ingin cepat-cepat bertemu ayahmu?Baiklah…..pegilah ,Nak.Temuilah ayahmu.Aku akan mengantarmu dengan laguku ini……….”
Malam kembali pecah oleh nyanyian I Nangku’ di atas hamparan tanah Bugis yang kering berdebu.Suaranya begitu datar dengan nada yang blur dipendengaran.Dia melewati malam dengan Syair syair yang Khas.Begitu tak biasa.
Tak lama kemudian suaranya hilang.Nada nadanya melayang diterbangkan angin malam yang kejam.Dia diam bukan karena lelah,hanya saja dia telah pergi mengikuti Bayi kecilnya dan juga Suaminya.Disana……….Di alam sana……

Comments

Popular posts from this blog

manajemen kelas

DINUL ISLAM DAN RUANG LINGKUPNYA